“PROTOTIPE ALARM PARKIR MOBIL
DENGAN ULTRASONIC DAN
VOLTMETER”
Dosen pengampu : Putu
Sudira, M.Pd
TUGAS AKHIR
Disusun
oleh :
1.
Suciani
Fitri Lestari 12502241023
2.
Dewi
Wulandari 12502244004
3.
Atika
Widadty 12502244010
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
2014
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pengemudi
kendaraan roda empat seringkali mengalami kesulitan untuk memparkir mobilnya di
lokasi sempit, disebabkan lahan parkir yang semakin berkurang. Tidak sedikit
pengemudi yang menabrak tiang listrik atau menggores tembok ketika memundurkan
mobilnya, hal ini disebabkan karena pengemudi tidak mengetahui kondisi di
belakang kendaraan yang ditumpanginya karena keterbatasan pandangan.
Kondisi
gelap juga menjadi salah satu penyebab terjadinya benturan di bemper belakang.
Beberapa orang menyiasatinya dengan memasang rear ban tambahan pada
bemper belakang untuk mengurangi kerusakan akibat benturan.
Oleh karena itu dibutuhkan alat yang
dapat mengantisipasi benturan yang ada pada mobil maka di ciptakanlah Alat “PROTOTIPE ALARM PARKIR MOBIL DENGAN
ULTRASONIC DAN VOLTMETER”
B.
TUJUAN
Dengan di ciptakannya alat ini diharapkan
tujuan nya adalah :
1. Menyelesaikan tugas akhir dari matakuliah mikrokotroler.
2. Mengetahui bagaimana menggunakan sistem prototype alarm
mobil dan voltmeter.
3. Memperdalam ilmu dalam matakuliah mikrokotroler.
C.
DASAR TEORI
a.
MICROCOTROLER
Mikrokontroler
merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM,
RAM, dan
I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat melakukan proses
berfikir berdasarkan program yang telah diberikan kepadanya. Mikrokontroler
banyak terdapat pada peralatan elektronik yang serba otomatis, mesin fax, dan
peralatan elektronik lainnya. Mikrokontroler dapat disebut pula sebagai
komputer yang berukuran kecil yang berdaya rendah sehingga sebuah baterai dapat
memberikan daya.
b. SENSOR JARAK ULTRASONIK DEVANTECH
SRF04
SRF04
adalah sensor non-kontak pengukur jarak menggunakan ultrasonik.
Prinsip kerja sensor ini adalah transmitter mengirimkan
seberkas gelombang ultrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga
datangnya pantulan dari
obyek. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali jarak
sensor dengan obyek,
sehingga jarak sensor dengan obyek dapat ditentukan
persamaan :

Spesifikasi teknis Devantech SRF04 Ultrasonic Range
Finder:
1. Tegangan : 5 VDC
2. Konsumsi Arus : 30 mA (rata-rata), 50 mA (max)
3. Frekuensi Suara : 40 kHz
4. Jangkauan : 3 cm - 3 m
5. Sensitivitas : Mampu mendeteksi gagang sapu
berdiameter 3 cm dalam
jarak > 2 m
6. Input Trigger : 10 mS min. Pulsa Level TTL
7. Pulsa Echo : Sinyal level TTL positif, lebar
berbanding proporsional dengan jarak yang dideteksi
SRF04 dapat mengukur jarak
dalam rentang antara 3 cm – 3 m dengan output panjang pulsa yang
sebanding dengan jarak obyek. Sensor ini hanya memerlukan 2 pin I/O untuk
berkomunikasi dengan mikrokontroler, yaitu TRIGGER dan ECHO. Untuk mengaktifkan
SRF04 mikrokontroler mengirimkan pulsa positif melalui pin TRIGGER minimal 10
μs, selanjutnya SRF04 akan mengirimkan pulsa positif melalui pin ECHO selama
100 μs hingga 18 ms, yang sebanding dengan jarak obyek. Dibandingkan dengan
sensor ultrasonik lain, seperti PING, SRF04 mempunyai kemampuan yang setara,
yaitu rentang pengukuran antara 3 cm – 3 m, dan output yang sama, yaitu panjang
pulsa. Meski cara pengoperasiannya juga mirip, namun kedua sensor tersebut
berbeda jumlah pin I/O-nya, yaitu 2 untuk SRF04 dan 1 untuk PING.
c.
Liquid Crystal Display
(LCD)
LCD
merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan tugas akhir ini karena
LCD dapat menampilkan perintah-perintah yang harus dijalankan oleh pemakai. LCD
mempunyai kemampuan untuk menampilkan tidak hanya angka, huruf abjad, kata-kata
tapi juga simbol-simbol. Jenis dan ukuran LCD bermacam-macam, antara lain 2x16,
2x20, 2x40, dan lain-lain. LCD mempunyai dua bagian penting yaitu backlight yang
berguna
jika digunakan pada malam hari dan contrast yang
berfungsi untuk mempertajam tampilan.
Gambar LCD
Fungsi dari masing –
masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua merupakan pin untuk tegangan
suplai sebesar 5 volt, untuk pin ketiga harus ditambahkan resistor variabel 4K7
atau 5K ke pin ini sebagai pengatur kontras tampilan yang diinginkan. Pin
keempat berfungsi untuk memasukkan input command atau input data, jika
ingin memasukkan input command maka pin 4 diberikan logic low (0),
dan jika ingin memasukkan input data maka pin 4 diberikan logic high (1).
Fungsi pin kelima untuk read atau write, jika diinginkan untuk
membaca karakter data atau status informasi dari register (read) maka
harus diberi masukan high (1), begitu pula sebaliknya untuk menuliskan
karakter data (write) maka harus diberi masukan low (0). Pada pin
ini dapat dihubungkan ke ground bila tidak diinginkan pembacaan dari LCD
dan hanya dapat digunakan untuk mentransfer data ke LCD.
Pin keenam berfungsi sebagai enable, yaitu sebagai pengatur transfer
command atau karakter data ke dalam LCD. Untuk menulis ke dalam LCD data
ditransfer waktu terjadi perubahan dari high ke low, untuk
membaca dari LCD dapat dilakukan ketika terjadi transisi perubahan dari low ke
high. Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data 8 bit yang dapat
ditransfer dalam 2 bentuk yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin ini
akan langsung
terhubung ke pin-pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk pin nomor
15- 16 berfungsi sebagai backlight.
d.
BUZZER
Buzzer adalah
sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi
getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma
dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet,
kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan
polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan
sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada
sebuah alat (alarm).
D.
CARA KERJA
a.
Desain
Rancangan
Rancangan ultrasonic, buzzer, dan
voltmeter yang dipakai untuk membuat prototype
alarm mobil menggunakan voltmeter.
gambar rancangan ultrasonic

Gambar rancangan buzzer

Gambar rancangan tegangan
Rancangan sistem secara keseluruhan :
b.
Flowchart
c.
Analisis
Data
Pengujian
sensor ultrasonik bertujuan untuk mengetahui jarak minimum
dan maksimum yang dapat diukur oleh sensor ultrasonik
SRF04 serta membandingkan
jarak sebenarnya dengan jarak hasil pengukuran menggunakan
sensor ultrasonik SRF04.
Pengujian
rangkaian sensor ultrasonik SRF04 dilakukan dengan
menghubungkan antara modul sensor ultraonik SRF04 dengan
rangkaian mikrokontroler
ATmega32 pada rangkaian sistem minimum. Pin – pin pada SRF04 yang dihubungkan antara lain
pin sumber tegangan +5v dihubungkan dengan kutub positif
pada supply, Pin Trigger dihubungkan dengan PB0, Pin Echo dihubugkan dengan PB1 dan pin Ground dihubungkan dengan kutub
negatif pada supply.
Cara
kerja dari sensor ultrasonik SRF04 adalah mula – mula SRF04
diaktifkan melalui pin Trigger minimal 10 μs
dengan mengirimkan pulsa positif dari IC mikrokontroler. Selanjutnya pin TX akan mengirim
sinyal pada saat logika 1
atau high yang mengenai penghalang dan sinyal pantulan dari penghalang
akan
diterima oleh RX. Pada saat menerima sinyal pantulan, RX
berlogika 0 atau low, dimana sinyal dari RX akan dilewatkan melalui pin Echo. Lebar sinyal
dari Echo inilah
yang akan digunakan untuk pengukuran jarak. Selanjutnya adalah
melakukan ujicoba pegukuran jarak sensor ultrasonik SRF04
dengan cara menempatkan
sensor ultrasonik di depan penghalang dan memvariasi jarak
pengukuran. Hasil yang didapat dari pengukuran jarak
adalah sebagai berikut :
Tabel
1. Hasil perbandingan pengukuran jarak
Pengukuran
jarak dengan penggaris (cm)
|
Pengukuran
jarak dengan ultrasonic (cm)
|
Selisih
hasil pengukuran (cm)
|
Limiting
error
(%)
|
Bunyi
Buzzer
|
5
|
5
|
0
|
0
|
Tinggi
terus
|
10
|
9
|
1
|
10
|
Tinggi
terus
|
15
|
15
|
0
|
0
|
Bip
tinggi
|
20
|
23
|
3
|
15
|
Bip
tinggi
|
25
|
27
|
2
|
8
|
Bip
sedang
|
30
|
31
|
1
|
3.3
|
Bip
sedang
|
35
|
36
|
1
|
2.8
|
Bip
sedang
|
40
|
42
|
2
|
5
|
Bip
sedang
|
45
|
47
|
2
|
4.4
|
Bip
rendah
|
50
|
52
|
2
|
4
|
Bip
rendah
|
55
|
58
|
3
|
5.4
|
Tidak
bunyi
|
60
|
63
|
3
|
5
|
Tidak
bunyi
|
Dari hasil
pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa sensor ultrasonik SRF04 dapat mengukur jarak mulai dari 2 cm
sampai 125 cm. Angka yang
ditampilkan pada LCD terdapat selisih dengan jarak sebenarnya, dimana
besar limiting errornya ialah :
62,9 / 12 . 100 % = 5,24 %
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
mengurangi keakuratan
pengukuran jarak dengan menggunakan sensor ultrasonik SRF04
diantaranya adalah karakteristik penghalang atau objek
yang dapat memantulkan sinyal
kembali ke sensor ultrasonik dan adanya sinar matahari yang dapat
mengganggu jalannya sinyal dari sensor ultrasonik. Secara
teori, sensor ultrasonik SRF04
ini dapat bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi dari sensor
ultrasonik SRF04 yaitu dapat mengukur jarak mulai dari
jarak minimum 2 cm
sampai dengan jarak maksimum 4 m.
Hasil
pengujian dapat membuktikan bahwa sensor ultrasonik bekerja
berdasarkan kemampuan penghalang memantulkan kembali
gelombang ultrasonik yang
dikirim oleh sensor ultrasonik, gangguan pada pendeteksiaan sensor
ultrasonik dapat diakibatkan oleh karakteristik
penghalang yang kurang mampu untuk memantulkan gelombang bunyi dengan baik dan adanya interferensi
gelombang dengan frekuensi yang sama.
Pada pengujian
rangkaian voltmeter, dapat diketahui berapa volt tegangan supply untuk
rangkaian alarm parkir mobil karena jika prototipe ini diaplikasikan pada mobil
yang sesungguhnya maka diperlukan tegangan supply yang biasanya dari aki mobil.
Dengan rangkaian voltmeter ini, dapat diketahui berapa tegangan yang dimiliki
mobil tersebut.
Pengujian
rangkaian voltmeter dilakukan dengan menghubungkan kutup positif dengan supply
(+) dan kutup negatif dengan supply (-) dengan
rangkaian sistem minimum. Vout / tegangan yang masuk ke mikrokontroler
maksimal adalah 5 Volt. Maka dari itu untuk mengukur tegangan yang besar harus
diberi rangkaian pembagi tegangan dahulu agar tegangan yang menuju ke
mikrokontroler tidak begitu besar.
vout = ADC / range ADC X Vref
Dimana range ADC
untuk 8 bit adalah 255 dan 10 bit adalah 1023. Vref adalah tegangan pembanding
yang biasanya diambil dari PIN AREF maupun PIN AVCC yang ada pada mikrokontroller.
Jika ADC terbaca
1023 dan Vref = 5 volt, maka
Vout = 1023 / 1023 x 5 = 5 volt
Dari
rangkaian di atas dapat diambil rumus
Vout = R2/ R1 + R2 X Vcc
Untuk
mengukur tegangan maksimal 55 Volt maka harus menentukan besaran R1 dan
R2. Sebagai contoh R2 = 1KOhm, maka
5 = 1000/1000 + R1 X 55
R1 = 10000 Ohm
Hasil yang didapat dari pengukuran tegangan
pada rangkaian alarm parkir mobil
adalah sebagai berikut :
Tabel
2. Hasil perbandingan pengukuran tegangan
Pengukuran
V voltmeter asli (volt)
|
Pengukuran
V voltmeter buatan (volt)
|
Selisih
hasil pengukuran (volt)
|
Limiting
error
(%)
|
7
|
7.3
|
0.3
|
4.2
|
8.6
|
8.8
|
0.2
|
2.3
|
11.5
|
11.8
|
0.3
|
2.6
|
Dari
hasil pengujian didapatkan hasil bahwa rangkaian voltmeter dapat mengukur
tegangan dengan selisih yang kecil dengan jarak sebenarnya. Besar limiting
error dari percobaan di atas adalah :
Besarnya
nilai error di atas dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti dibutuhkannya
nilai resistor yang memiliki nilai toleransi kecil sehingga nilainya sebisa
mungkin sesuai dengan rangkaian voltmeter yang dirancang.
d.
Kesimpulan
1.
Mikrokontroler ATmega32 berfungsi sebagai pengendali utama pada
pemrosesan data alarm parkir mobil yang dihasilkan dari sensor ultrasonik
dengan sebuah buzzer dan pengukur tegangan supplynya.
2.
Penggunaan sensor
ultrasonik SRF04 dapat menghasilkan data yang
akurat yaitu dengan
meminimalisir faktor seperti karakteristik
penghalang atau objek yang dapat memantulkan sinyal kembali ke sensor ultrasonik dan adanya sinar
matahari yang dapat mengganggu
jalannya sinyal dari sensor ultrasonik.
3.
Pada rangkaian pengukur
tegangan dibutuhkannya nilai resistor yang memiliki nilai toleransi kecil sehingga
nilainya sebisa mungkin sesuai dengan rangkaian voltmeter yang dirancang agar
dapat berfungsi dengan baik dan memiliki nilai error yang kecil.
e.
Saran
1.
Pengembangan model
Prototipe Alarm Parkir Mobil berbasis Mikrokontroler ATmega32. Dimana alat yang dibuat tidak hanya dalam bentuk
prototipe, tetapi dapat diterapkan pada mobil
sebenarnya.
2.
Penggunaan saklar
untuk mempermudah saat menghidupkan dan mematikan
alat Alarm Parkir Mobil.
f.
Daftar Pustaka
Yusuf, Muhamad, 2009, Prototipe Sensor Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S51, [pdf], (http://eprints.uns.ac.id/6566/1/103382809200909151.pdf
diakses tanggal 11 Juni
2014)
g.
Lampiran
Dokumentasi alat
Okey
BalasHapusbagus